Cinta oh Cinta

Senin, 31 Januari 2011
Love Never Isn't

by Kaylee Larson


Have you ever had someone tell you that you are looking for love in all the wrong places? If so, there's a much deeper truth behind those words than most would even consider to realize. You see, love is not something to be found, rather, it is something to be discovered. Love is already here, now, and all around...it is you! Once you feel IT and realize this as your truth, you will experience life as the magic pill that you've just swallowed. You will naturally attract another without having to look so hard, and what a discovery it shall be! Simply put, it's the law of attraction.

Kaylee Larson, author of Love Never Isn't, is co-owner of LesbianLoveNow.com. She, along with her crew, have dedicated their lives to mentoring young lesbians from all parts of the world.

DBMS (Data Base Management Sistem)

Fungsi DBMS
Layanan-layanan yang sebaiknya disediakan oleh DBMS adalah :
1. Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data
Sebuah DBMS harus menyediakan kemampuan menyimpan, mengambil dan merubah data dalam basis data.
2. Katalog yang dapat diakses pengguna
menyediakan sebuah katalog yang berisi deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh pengguna.
3. Mendukung transaksi
Menyediakan mekanisme yang akan menjamin semua perubahan yang berhubungan dengan transaksi yang sudah ada atau yang akan dibuat.
4. Melayani kontrol konkurensi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin basis data ter-update secara benar pada saat beberapa pengguna melakukan perubahan terhadap basis data yang sama secara bersamaan.
5. Melayani recovery
Menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke keadaan sebelum terjadinya kerusakan pada basis data tersebut.
6. Melayani autorisasi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang berwenang saja yang dapat mengakses basis data.
7. Mendukung komunikasi data
Sebuah DBMS harus mampu terintegrasi dengan software komunikasi.
8. Melayani integritas
Sebuah DBMS bertujuan untuk menjamin semua data dalam basis data dan setiap terjadi perubahan data harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
9. Melayani kemandirian data
Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur basis data yang sesungguhnya.
10. Melayani utilitas
Sebuah DBMS sebaiknya menyediakan kumpulan layanan utilitas.
2.6. Komponen DBMS
Keterangan dari gambar 2.6. dijelaskan sebagai berikut:
1. Query Processsor
Komponen yang merubah bentuk queri ke dalam instruksi tingkat rendah ke basis data manager
Database Manager
Basis data manager menerima queri dan menguji skema eksternal dan konseptual untuk menentukan apakah record-record dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Kemudian DM memanggil file manager untuk menyelesaikan permintaan.
3. File Manager
Memanipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan pada disk.
4. DML Preprocessor
Modul yang merubah perintah DML embedded ke dalam program aplikasi dalam bentuk fungsi-fungsi yang memanggil dalam host language.

5. DDL Compiler
Merubah statement DDL menjadi kumpulan tabel yang berisi metadata.
6. Dictionary Manager / Catalog Manager
Mengatur akses dan memelihara data dictionary. Data dictionary diakses oleh komponen DBMS yang lain.

Komponen software utama basis data manager seperti pada gambar 2.7. adalah
1. Authorization Control
Modul yang memeriksa apakah pengguna mempunyai wewenang untuk menyelesaikan operasi
2. Command Processor
Memeriksa apakah pengguna mempunyai wewenang untuk menyelesaikan operasi
3. Integrity Checker
Untuk semua operasi yang merubah basis data, integrity checker memeriksa operasi yang diminta memerlukan batasan integritas.
4. Query Optimizer
Modul ini menentukan strategi yang optimal untuk eksekusi queri
5. Transaction Manager
Modul ini mengerjakan proses-proses yang dibutuhkan operasi yang diterima transaksi
6. Scheduler
Modul ini bertanggung jawab untuk menjamin operasi secara bersamaan terhadap basis data sehingga berjalan tanpa ada masalah antara yang satu dengan yang lain.
7. Recovery Manager
Modul ini menjamin basis data tetap konsisten walaupun terjadi kerusakan.
8. Buffer Manager
Modul ini bertanggung jawab terhadap pemindahan data antara main memory dan secondary storage, seperti disk dan tape.

2.7. Data Dictionary
Data dictionary adalah tempat penyimpanan informasi yang menggambarkan data dalam basis data. Data dictionary biasa disebut juga dengan metadata atau data mengenai data.
Modul pengontrol autorisasi menggunakan data dictionary untuk memeriksa apakah seorang pengguna perlu mempunyai wewenang
Untuk mengerjakan pemeriksaan tersebut, data dictionary menyimpan
• nama-nama pengguna yang mempunyai wewenang untuk menggunakan DBMS
• nama-nama item data yang ada dalam basis data
• item data yang dapat diakses oleh pengguna dan jenis akses yang diijinkan, misalnya : insert, update, delete atau read
• Selain itu, untuk memeriksa integritas data, data dictionary menyimpan
• nama-nama item data dalam basis data
• jenis dan ukuran item data
• batasan untuk masing-masing item data

Arsitektur DBMS Multi Pengguna
Pada seksi ini akan di jelaskan mengenai arsitektur yang biasanya digunakan untuk mengimplementasikan sistem basis data yang multi user, yaitu teleprocessing, file server dan client server.
2.8.1. Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem multi pengguna adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal seperti pada gambar 2.8. di bawah ini.

Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk pengguna berjenis 'dumb', yang tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS. Dengan cara yang sama, pesan dikembalikan ke terminal pengguna. Arsitektur ini menempatkan beban yang besar pada komputer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data untuk tampilan di monitor.

2.8.2. File-Server
Proses didistribusikan ke dalam jaringan, sejenis Local Area Network (LAN). File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing workstation, tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan (perhatikan gambar di bawah ini). Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan. DBMS yang ada pada setiap workstation meminta data ke file server untuk semua data yang diinginkan oleh DBMS.
Kerugian arsitektur file-server adalah
• Terdapat lalulintas jaringan yang besar
• Masing-masing workstation membutuhkan copy DBMS
• Kontrol terhadap konkurensi, recovery dan integritas menjadi lebih kompleks karena sejumlah DBMS mengakses file secara bersamaan

2.8.3. Client Server
Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem. Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama. Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.

Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client menerima permintaan pengguna, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk end pengguna. Server menerima dan memproses permintaan basis data kemudian mengembalikan hasil ke client. Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol terhadap concurrency dan recovery.
Ada dua macam implementasi sistem client server yaitu sistem client server sederhana

kerja praktek

hari pertama sudah di suruh meresume koran harian seputar indonesia. gag bleh ada yang berlrbih harus bener bener meringkas. dan di deadline hanya sampai 2 jam huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa :((

TEKNIK EVALUASI

Minggu, 30 Januari 2011
TEKNIK EVALUASI


EVALUASI

• Adanya perdebatan tentang penilaian sebuah tampilan
• Ada yang mengatakan “BAGUS”, “SEDANG”, atau “JELEK”
• Adanya asumsi bahwa selama suatu software dapat digunakan, maka itu sudah cukup bagus
• Kegiatan evaluasi suatu software atau tampilan merupakan kegiatan yang dihindari karena akan menambah waktu pengembangan dan biaya
• Kegiatan evaluasi merupakan sesuatu yang sangat penting karena desainer dapat mengetahui apakah karyanya berguna dan diinginkan oleh user


EVALUASI

• Evaluasi adalah sebuah proses yang secara sistematis mengumpulkan data yang menginformasikan kepada kita tentang pendapat seseorang atau sekelompok user mengenai pengalamannnya menggunakan sebuah produk untuk sebuah tugas tertentu dalam sebuah lingkungan tertentu
• Seorang user berkeinginan untuk menggunakan sebuah sistem yang mudah dipelajari, dan penggunaannya sedapat mungkin efektif, efisien, aman, dan memuaskan. Selain itu, sedapat mungkin menyenangkan, atraktif, menantang, dll

EVALUASI

• Evaluasi digunakan untuk melihat apakah hasil
rancangan dengan proses uji coba sistem yang
telah dibuat sesuai dengan permintaan user
• Proses ini tidak dikerjakan dalam satu
fase proses perancangan tetapi melalui
perancangan dengan prinsip life cycle.


KAPAN EVALUASI DILAKUKAN?

 Evaluasi dapat dilakukan pada:
• Selama proses pembuatan produk tersebut supaya
selalu sama dengan yang diminta atau dibutuhkan
oleh user.Proses ini biasa disebut formative evaluations
• Saat produk tersebut telah jadi yaitu melalui prototype
• Saat produk tersebut telah dipasarkan. Jika ada kekurangan atau
perubahan kebutuhan user, maka produk tersebut bisa dibuatkan versi yang
terbaru/upgrade, mis: program-terbaru/upgrade,
mis: program-program Windows, Winamp, dll.
Evaluasi ini biasa disebut summative evaluations

 Evaluasi produk dapat dilakukan melalui riset pasar, baik
melalui perorangan atau sekelompok user



TUJUAN EVALUASI

 Menilai seberapa jauh sistem berfungsi.
• Desain sistem memungkinkan user melakukan tugas yang
dibutuhkan dengan lebih mudah.
• Tidak hanya membuat fungsionalitas yang sesuai ada di sistem, tetapi
membuat mudah dicapai oleh user, user dapat melakukan aksi
untuk melaksanakan tugas.
• Mencakup kesesuaian penggunaan sistem terhadap harapan
user pada tugas tertentu.
• Evaluasi pada tahap ini meliputi pengukuran
unjuk kerja dari user pada sistem, untuk melihat
keefektifan sistem, sistem dalam mendukung tugas.


TUJUAN EVALUASI (2)

 Menilai efek (pengaruh) interface bagi user
• Hal ini mencakup pertimbangan aspek dari kemudahan sistem dipelajari, usability, dan perilaku user. Penting juga untuk mengidentifikasikan area desain yang berlebih dari user dengan menggunakan sejumlah informasi yang berlebih.


TUJUAN EVALUASI (3)

 Mengidentifikasi masalah khusus yang
terjadi pada sistem
• Ketika menggunakan konteks yang diinginkan menyebabkan
hasil yang tidak diinginkan, atau terjadi kekacauan
diantara user. Ini tentunya berhubungan dengan usability dan fungsionalitas dari desain (bergantung
pada sebab masalah). Tujuan ini merupakan aspek
negatif dari desain.


JENIS-JENIS- JENIS EVALUASI


 Kondisi Percobaan (laboratory)
• Keuntungan
 Peralatan spesial tersedia
 Lingkungan yang terinterupsi
• Kerugian
 Kekurangan konteks
 Sulit untuk mengamati beberapa pengguna
bekerjasama


JENIS-JENIS- JENIS EVALUASI(3)


 Dalam kondisi lokasi kerja sebenarnya (studi
lapangan)
• Keuntungan
 Lingkungan natural / alami
 Konteksnya terjaga (walaupun observasi
mengubahnya)
 Memungkinkan studi longitudinal (Studi
yang panjang)
• Kerugian
 Banyak yang menyelingi / mengganggu
 Noise (kegaduhan, keriuhan)


DESAIN PARTISIPAN


 Adalah suatu pemikiran yang melibatkan
keseluruhan alur perancangan dan tidak
hanya proses evaluasi saja.

 Perancangan ini dilakukan pada ruang
kerja yang melibatkan pengguna yang
tidak hanya digunakan sebagai subyek
percobaan tetapi juga sebagai anggota
yang aktif dalam team perancangan.


DESAIN PARTISIPAN (2)


 Karakteristik
• Meningkatkan lingkungan kerja dan tugas
• Mempunyai sifat kerja sama, yakni pengguna
dilibatkan dalam anggota team dan
mempunyai kontribusi pada setiap tingkat
perancangan.
 Mempunyai pendekatan iterative,
perancangan adalah suatu subyek untuk
evaluasi dan revisi pada setiap tingkatan.


DESAIN PARTISIPAN (3)


 Metode
• Brain storming (peneluran pikiran)
• Storyboarding (papan cerita)
• Workshops (lokakarya)
• Pensil dan latihan di kertas


DESAIN EVALUASI

 Cognitive Walkthrough
• Dikemukakan oleh Polson
• Analisis berfokus pada tujuan dan pengetahuan
• Mengevaluasi desain pada seberapa baik ia mendukung
• pengguna dalam pembelajaran tugas
• Biasanya dilakukan oleh pakar dalam psikologi kognitif
• Pakar ‘walks through’ (mendalami) desain untuk mengidentifikasi
masalah potensial menggunakan prinsip2 psikologi
• Form digunakan untuk memandu analisis
• Untuk setiap Walkthrough mempertimbangkan hal-hal berikut:hal-berikut:
 Dampak interaksi, apakah yang akan terjadi padainteraksi,
pengguna?
 Proses kognitif apakah yang dibutuhkan?
 Masalah pembelajaran apakah yang mungkin terjadi?


DESAIN EVALUASI(2)


 Evaluasi Heuristic
• Diajukan oleh Nielsen dan Molich
• Evaluasi ini ‘men-debug’(menelusuri
kesalahan) desain
• Perilaku sistem dapat diprediksi
• Perilaku sistem adalah konsisten
• Umpan balik tersedia


DESAIN EVALUASI (3)


 Evaluasi Berbasis Tinjauan (Review-
based)
• Hasil-hasil dilaporkan dalam literatur yang
digunakan untuk mendukung atau menolak
bagian-bagian desain
• Perlu perhatian untuk memastikan hasil-hasil
yang diperoleh dapat ditransfer / dipindahkan
ke desain yang baru.


DESAIN EVALUASI (4)


 Evaluasi Berbasis Model (Model-Based)
• Model kognitif digunakan untuk menepis opsi
desain
 Contoh : prediction GOMS dari kinerja pengguna
• Rasional desain dapat juga menyediakan
informasi yang berguna dalam
pengevaluasian desain.

EVALUASI IMPLEMENTASI

 Membutuhkan sebuah simulasi, prototype,
implementasi penuh.
 Metode Empirik : Evaluasi Eksperimen
• Evaluasi terkontrol dari aspek spesifikasi
pada perilaku interaktif
• Pengevaluasi memilih hipotesis yang akan
dicoba
• Jumlah kondisi eksperimen hanya dilihat
sebagai perbedaan dalam nilai dari beberapa
variabel terkontrol
• Perubahan dalam pengukuran kinerja
dihubungkan pada kondisi-kondisi yang
berbeda


EVALUASI IMPLEMENTASI(2)

 Faktor-Faktor-faktor Eksperimental
• Subyek
 Pemilihan subyek sangat penting dalam beberapa
eksperimen.eksperimen.
 Harus setepat mungkin dengan keinginan user.
 Jika subyek bukan user sebenarnya maka subyek yang
dipilih harus sama usia dan tingkatan pendidikan serta
pengalaman menggunakan komputer secara umum
dan keterhubungan sistem yang sedang dalam
pengujian
• Variabel
 Independent Variabel
Karakteristik suatu eksperimen yang memanipulasi
untuk menghasilkan kondisi yang berbeda untuk
perbandingan.perbandingan.
 Dependent Variabel
Variabel yang dapat diukur dalam eksperimen


EVALUASI IMPLEMENTASI(3)


• Hypothesis
 Merupakan prediksi yang dihasilkan dalam
eksperimen.
 Masih menggunakan variabel independent dan
dependent, dimana variasi di dalam independent
variable akan menyebabkan perbedaan pada
dependent variable.
 Tujuan dari eksperimen adalah untuk
menunjukkan bahwa perkiraan benar dengan
menyangkal adanya null hyphotesis, yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam
dependent variable diantara tingkatan dari suatu
independent variable.


EVALUASI IMPLEMENTASI(4)

 Metode Observasi
• Pengguna diobservasi sewaktu menjalankan tugas
• Pengguna ditanyai untuk menjelaskan apa yang ia kerjakan dan
mengapa, apa yang dipikirkanya akan terjadi, dll
• Keuntungan
 Penyederhanaan – membutuhkan sedikit kepakaran
 Dapat menghasilkan pengertian yang berguna
 Dapat menunjukan bagaimana sistem sesungguhnya
 digunakan.
• Kerugian
 Subjektif
 Selektif
 Tindakan dari penjelasan yang dilakukan mungkin
 mengubah kinerja tugas


EVALUASI IMPLEMENTASI(5)

 Metode Analisis Protokol
• Kertas dan Pensil
 Murah
 Dibatasi pada kecepatan menulis
• Audio
 Baik untuk pertimbangan yang lebih seksama
 Sulit untuk mencocokkan dengan protokol yang lain
• Video
 Akurat dan realistik
 Membutuhkan peralatan khusus
 Yang paling menonjol / kelihatan
• Komputer Logging (catatan terkomputerisasi)
 Otomatis dan tidak menonjol
 Jumlah data yang besar sulit dianalisis
• Catatan Pengguna
 Levelnya lebih kasar dan subjektif
 Pertimbangan yang berguna
 Baik untuk longitudinal study

EVALUASI IMPLEMENTASI(6)

 Teknik Query
• Interview
 Menginterview user tentang pengalaman mereka
dengan sistem interaktif yang menyediakan
informasi secara langsung dan terstruktur.
 Keuntungan
• Dapat divariasikan agar sesuai dengan
• konteksnya
• Isu dapat diexploitasi lebih jauh
• Pandangan pengguna bisa diperoleh dan
• permasalahan tak terantisipasi dapat dikenali
 Kerugian
• Sangat subjektif
• Memakan waktu

EVALUASI IMPLEMENTASI(7)


• Questionnaire
 Metode alternatif yang agak kurang fleksibel
 dibandingkan dengan interview tetapi dapat
 meraih subyek yang banyak dan membutuhkan
 waktu yang tidak lama.
 Keuntungan
• Cepat dan mencapai kelompok pengguna yang besar
• Dapat dianalisis lebih teliti
 Kerugian
• Kurang fleksibel
• Pemeriksaannya kurang


PEMILIHAN METODE EVALUASI


 Faktor-Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan
• Di tahap mana suatu evaluasi dilakukan?
 Desain vs Implementasi
• Gaya evaluasi apakah yang dibutuhkan?
 Laboratorium vs Lapangan
• Objektivitas teknik seperti apakah yang
• seharusnya ada?
 Subjektif vs Objektif


PEMILIHAN METODE EVALUASI(2)


• Jenis pengukuran apakah yang dibutukan?
 Kualitatif vs kuantitatif
• Level informasi apakah yang dibutuhkan?
 Level tinggi vs level rendah
• Seperti apakah level gangguannya?
 Obtrusive (menonjol) vs unobtrusive (tidak
menonjol)
• Sumber daya apahkah yang tersedia?
 Waktu, subjek, peralatan, kepakaran

finally..

akhirnya blog qw jadi jugaaa....... :D